Sunday, May 24, 2020

Tips Lebaran Seru Ala Aku

Tips lebaran seru ala aku meski dirumah aja.
1. Beri kabar pada kerabat sekaligus memberi ucapan selamat hari raya serta meminta maaf. Dapat dilakukan via video call agar lebih asik.

2. Isi dengan kegiatan yang membuat hati kita terasa tak jenuh. Contohnya mengikuti komunitas yang berchallange. Harimu akan dibuat produktif tanpa meninggalkan nilai ibadah di bulan ramadhan.

3. Nikmati kebersamaan bersama keluarga yang ada dirumah, syukuri atas waktu berharga yang jarang di dapat. Insyaallah jika kita ikhlas dan selalu bersyukur, tidak akan ada rasa sedih di hati meski lebaran kali ini berbeda.

Selamat hari raya idul fitri 1441 H. Taqaballahu minna wa minkum, minal aidzin walfaidzin mohon maaf lahir batin. Meski lebaran tahun ini jauh berbeda karna korona, percayalah semua atas izin dan kehendak-Nya. Bersyukurlah atas nikmat yang selalu diberi, semoga tahun depan kita dapat dipertemukan lagi dengan ramadhan dengan suasana yang jauh lebih baik dari tahun ini. Aamiin.

#RWCODOP2020 #RWCDay30 #OnedayOnepost #Ramadhan2020 #kmp3 #kelasmenulisperpustakaan

Saturday, May 23, 2020

Ketupat

Lebaran adalah hari berkumpul dengan keluarga besar, biasanya selalu ada makan besar.

Dimeja makan biasanya akan dihidangkan ketupat sebagai ciri lebaran yang pertama, kedua ada semur, dan lain-lain.

Biasanya ketupat akan dibuat atau dibeli 2 hari sebelum hari raya atau tergantung banyak nya ketupat yang dimasak.

Dimakan setelah selesai shalat ied, ketupat di potong dadu dan disiram dengan kuah sayur. 

Di suku jawa, ketupat berfilosofi dari nama "lepat"yang artinya salah. Bermaksud sebagai icon lebaran waktu untuk maaf memaafkan. 

#RWCODOP2020 #RWDDay29 #ramadhan2020 #onedayonepost #kmp3 #kelasmenulisperpustakaan

Friday, May 22, 2020

Tentukan Sikap Saat Ini Juga!

Pemimpin adalah seorang yang dapat mempengaruhi bawahannya, untuk melakukan tugas agar tercapainya tujuan bersama.

Tujuan dan cita-cita terbesar khususnya bagi Indonesia saat ini adalah terbebasnya dari korona. Kabarnya setiap hari angka kasus terjangkit terus bertambah

Adapun tugas kita bersama dalam memeranginya, dalam bentuk apa? Tak perlu angkat senjata, cukup diam dirumah, jaga kesehatan dan patuhi aturan bukan?

Menurutku Indonesia hari ini sedang dilema, dibuat bingung dengan cara bersikap yang seharusnya. Pemimpin daerah berkata A, namun pusat berkata B. Bagiku masyarakat tak sepenuhnya "nakal" mereka hanya bingung dan protes atas sikap-sikap pemimpin yang kurang tegas dan dianggap tak serius menangani ini.

Ditengah pandemi seperti ini, entah sudah berapa banyak kebijakan yang dibuat lantas membuat kita menggelengkan kepala? Mulai dari pembebasan ribuan napi lalu di masukin lagi pada bui, hingga larangan mudik tak lama diperbolehkan dengan alasan pulang kampung. Entah seberapa gabut negeriku ini, seperti menutup mata pada negara-negara terjamgkit lainnya yang saat ini telah bebas dari korona.

Saat ini Indonesia hanya banyak menghadirkan masalah-masalah baru, tak mau belajar dari negara yang telah sembuh.

Soal mudik atau pulang kampung, bagiku suatu hal yang tak perlu banyak di ulik. Meski bagi sebagian orang kedua hal ini berbeda, namun bukankah aktivitasnya tetap sama? Sama -sama keluar rumah, naik kendaraan, bertemu orang banyak, lalu sampai pada tempat tujuan bukan?

Bagiku Indonesia sudah terlalu banyak membuang waktu untuk menghadirkan masalah baru, banyak cakap soal hal yang tak perlu. Tak sadarkan di depan sana para tenaga medis dengan begitu relanya mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan nyawa?

Mari saling menghargai! Pesan untuk pemerintah segeralah ambil keputusan penting meski berat namun demi kebaikan mengapa tidak? Ambil dengan bijak dan tegas! Untuk masyarakat yang dilema pula, mari buka mata dan hati mencoba menyadari sendiri bahwa keadaan indonesia masih benar-benar butuh perhatian.

Cepat sembuh Negaraku! Ku yakin kita bisa!

#Rwcodop2020 #ramadhan2020 #onedayonepost #rwcday28 #kmp3 #kelasmenulisperpustakaan


Thursday, May 21, 2020

Tugas Hari Raya

Entah sudah berapa lama kami kuliah daring, sungguh ku tak pernah ingat. Yang ku ingat dan pikirkan hanya tugasku yang lumayan menumpuk. Setiap harinya dosen dari mata kuliah berbeda akan memberi tugas, dengan deadline yang berbeda pula.

Malam itu ku dapat pesan dari dosenku, dengan semangat ku buka namun sayangnya ku merasa sedih saat menerima pesan itu. Karna yang kudapati adalah THR (Tugas Hari Raya) dengan deadline yang begitu cepat.

Merasa sudah tak ingin mengerjakan lagi, dengan terpaksa ku tetap selesaikan meski berat karna merasa sudah bukan waktunya lagi mengerjakan tugas. Haha

Semoga tak ada lagi THR yang lain, saya izin cuti bapak/ibu dosen ๐Ÿ˜‚๐Ÿ™

#RWCODOP2020 #Ramadhan2020 #Onedayonepost #RWCDay27 #Kmp3 #kelasmenulisperpustakaan

Sunday, May 17, 2020

Do'a Para Pemenang

Kondisi pandemi berangsur membaik, dari jumlah pasien sembuh yang semakin bertambah, juga hilangnya berita-berita tentang kasus terjangkit yang biasanya ada setiap waktu.

Ramadhan tahun ini memang sungguh berbeda karna korona yang tak pernah seorangpun sangka.

Hingga malam ini adalah 10 malam terakhir di bulan ramadhan, sedih rasanya belum dapat memaksimalkan diri dalam beribadah. Namun ku berharap, disisa-sisa malam terakhir aku dan kita semua mendapatkan malamnya 1000 bulan, malam yang istimewa, namun tak sembarang orang bisa mendapatkannya.

Mari perbanyak berdzikir kepada allah, membaca al-quran serta memaknainya, tak lupa shalat malam. Berharap kita semua mendapatkan malam mulia itu.

Maka ciri-ciri dari orang yang mendapatkan malam lailatul qadar salah satunya, do'a-do'anya allah dengar, sangat mungkin keadaan yang berangsur membaik ini berkat dari do'a-do'anya orang shalih. Semoga kita termasuk bagiannya. Aamiin.

#rwcodop20200 #rwcday23 #ramadhan2020 #onedayonepost #kmp3 #kelasmenulisperpustakaan

Saturday, May 16, 2020

Memaknai Tahu Bulat digoreng Dadakan sebagai Sikap ditengah Pandemi

#RWCODOP2020 #RWCDay22 #Ramadhan2020 #OneDayOnePost #KMP3 #KelasMenulisPerpustakaan
Ditengah pandemi ini sikap kita benar-benar diuji. Sejauh mana kita memahami, sejauh mana pula kita dapat menerima dan belajar. 

Jangan seperti tahu bulat yang saat digorengnya saja bulat sempurna dan mengembang besar, namun saat setelah ditiriskan menciut dan tak berisi pula.

Pandemi tak hanya wabah yang membuat rugi, namun sebenarnya juga memberi arti. Arti akan kesederhanaan, arti akan waktu yang berharga, dan banyak lagi.

Memang sudah saatnya kita mensyukuri keadaan meskipun seperti sekarang ini. Bagi mereka yang menginginkan kalender berwarna merah semua, bagi mereka yang menginginkan polusi jakarta berkurang, bagi mereka juga yang menginginkan berdiam dirumah seharian. Tak cukup kah nikmat ini? Tak cukup puaskah atas dikabulkannya harapan-harapan itu?

Tuhan sepertinya bosan dengan segala keluh kita, dipenuhi salah tak dipenuhi sama saja, salah juga.

Marilah sama-sama belajar menjadi pribadi yang senantiasa lebih baik dari sebelumnya. Setelah pandemi berakhir, semoga kita dapat terus berkembang, bermutu dan semakin kuat untuk menghadapi setiap keadaan. 


Friday, May 15, 2020

Tanda Seru Sudah Tak Berlaku!

#RWCODOP2020 #OneDayOnePost #RWCDay21 #Ramadhan2020

Semenjak PSBB berlaku masyarakat dekat kota ku malah repot berbelanja dengan jumlah besar, layaknya fenomena yang berlangsung pada kota-kota yang kalang kabut berkat korona.
Masyarakat salah paham soal PSBB, lantas repot tak karuan, mereka yang tak berkendara berlalu lalang pada jalanan kosong layaknya Car Free Day tak bukan karna menyempatkan belanja baju lebaran. 

Penjaga portal PSBB juga rasanya sudah kesal dengan lagak masyarakat. Sebab portal-portal yang  semula terpasang dekat zona merah korona sekarang telah kosong tentang gerakan penjaga. Tak berlangsung lama sejak berlakunya PSBB, portal sudah dapat terakses serupa semula. Yang berkendara dapat berlalu lalang tanpa pantauan penjaga. 

Awalnya portal tersebut tempat penjaga mengamankan masyarakat yang tak patuh pada protokol yang berlaku. Antaranya aturan menggunakan sarung tangan dan masker penutup mulut pada masyarakat yang punya urusan dan harus keluar rumah.

Namun sekarang para ojek telah menjelma portal tersebut untuk mangkal mereka. Sudah tak ada pembatasan jarak layaknya tujuan pemberlakuan PSBB yang seharusnoya. Heran, namun mencoba menerka, tak ayal pula semua serupa tanda-tanda bahwa keadaan akan segera aman laksana semula. Semoga saja ya!


Wednesday, May 13, 2020

Sebut Saja "Sandal"

#RWCODOP2020 #Ramadhan2020 #OmeDayOnePost #RWCDay20 #KMP3 #KelasMenulisPerpustakaan
Bertemu diruang kelas yang sama-sama baru kami huni, sosok itu ku kenal sangat menyebalkan! Sering menggodaku, mengatakan akan menjepitku dibalik pintu. Terkadang ia bilang akan melemparku dari atas gedung. Sempat ku berkata "Takkan mau aku dekat dengannya! Dasar sandal menyebalkan!". Gumamku.

Lama kami menjadi teman satu kelas, sering bertemu, sering ejek mengejek, tak tau kenapa lama-lama ia berubah menjadi sosok lebih dingin dibanding sebelumnya. Bahkan ia semakin dekat denganku, saling mengandalkan dalam setiap kesempatan. Jauh berbeda dari sosok sebelumnya. 

Sandal sesungguhnya baik, peduli pada sesama namun kepadaku sepertinya sedang cari perhatian karena mungkin ada maunya. Semakin lama ku mengenal, Sandal adalah seorang yang bijak, supel dan asik diajak berdiskusi. Namun sayangnya, tak semua tau soal itu. Jadi, bagaimana aku tidak merasa diistimewakan? Aku beruntung dapat mengenal lebih jauh dibanding teman yang lain.

Sandal yang selama ini membersamai telah jauh pergi. Meninggalkan pulau jawa tempat dimana kami berjumpa, menuju pulau sumatera menjumpai sanak saudara dan keluarga.

Semua ini gara-gara pandemi, ku harus relakan Sandal pergi. Meski tak lama jujur kurasa kurang hariku tanpanya. Hanya Sandal satu-satunya yang selama ini sangat dapat diandalkan kehadirannya.
Namun apa mau dikata, keluarganya disana menginginkan hadirnya. Ku tak apa, beginilah resiko jauh dari Sandal yang bagiku cukup spesial. 

Meski kini berjauhan, Sandal takkan pernah tergantikan. Aku akan tetap disini, menunggu Sandal kembali. Membersamai lagi kemanapun aku pergi, semoga disana Sandal dan keluarga baik-baik saja. Sampai jumpa Sandalku, jangan pergi lama-lama nanti besar rinduku.

Peran Orang Tua Ditengah Korona

#RWCODOP2020 #Ramadhan2020 #RWCDay19 #OneDayOnePost #KMP3 #KelasMenulisPerpustakaan

Gara-gara pandemi, semua teknis diganti. Termasuk pendidikan yang kini semuanya serba online. Seluruh jenjang pendidikan serempak patuhi peraturan.

Tak ada lagi kegiatan belajar di sekolah, semuanya dilakukan di rumah. Terima, kerjakan, kumpulkan! Begitulah alurnya, masih sama seperti biasa namun bedanya tak ada belajar tatap muka.

Seluruh lapisan terkena dampaknya, tak tertinggal para orang tua ibu-ibu khususnya yang dibuat repot dengan gelar yang tiba-tiba menambah banyak peran dan tugasnya. Sebagai istri dan ibu sudah pasti, ditambah harus menjadi guru pengganti yang membimbing anak-anaknya setiap hari. Tak biasa membersamai anak dalam segal hal termasuk belajar, ibu-ibu dibuat sibuk dengan tugas anak  yang setiap harinya harus kelar.

"Mending yang anaknya satu, anak saya empat cobalah bayangkan repotnya. Mulai dari yang TK sampai kelas enam. Ada yang harus buat video, ada yang harus merangkum, semuanya dibuat dan di kumpulkan dengan cara dikirim melalui grup percakapan, pusing saat semuanya harus dilakukan dalam waktu bersamaan." Begitulah keluh para ibu.

Bagiku korona memang memberi banyak pelajaran bagi siapa saja yang mampu dan mau menerimanya. Tak tertinggal bagi sebagian orang tua yang terkadang tak begitu peduli dengan anaknya, kini orang tua harus belajar bahwa anak memang harus selalu dalam pengawasan bagaimanapun keadaannya.

Semoga setelah korona hilang dan bumi sudah pulih dari sakitnya, kita dapat memperbaiki sikap menjadi lebih baik dari sebelumnya, juga dapat memenuhi peran dan fungsi sebagaimana mestinya terkhusus bagi keluarga umumnya untuk orang di sekitar kita. Aamiin.









Saturday, May 2, 2020

Pendidikan Masa Kini

Pendidikan bisa diperoleh dari siapa saja dan dari mana saja. Meski dari corona yang hadir tanpa aba-aba lalu merubah suasana.
Corona menjadi Guru dan Sekolah masa kini, yang kehadirannya tidak pernah di ingini namun adanya harus di akui.
Corona memberi banyak pelajaran kehidupan, mendidik siapa saja yang bisa bertahan.

Guru memang pahlawan tanpa tanda jasa. Bagiku coronapun sama. Berjasa atas sehatnya bumi ini dari polusi yang selama ini menyelimuti. Berjasa atas tangguhnya pribadi, mendidik agar mampu menghadapi hidup yang penuh situasi.


Sekolah memang lembaga pendidikan, masa kini corona banyak mengambil peran.
Terimakasih corona telah menjelma menjadi guru dan sekolah! Berhasil mengukir sejarah sebagai sosok yang berpengaruh didunia.

Selamat Hari Pendidikan Nasional!
"Jadikan setiap tempat sebagai sekolah, dan jadikan setiap orang sebagai guru." - Ki Hajar Dewantara

#hardiknas #kihajardewantara #2mei #tutwurihandayani #bloggerpoemula #kmp3 #kelasmenulisperpustakaan

Saturday, April 25, 2020

Biar Kami Saja

Pandemi masih ada disekitar kita, taunya dari jumlah kasus terpapar yang ada saja setiap harinya.

Kami bukannya tak takut dengan korona, namun iba dan tak tega dengan situasi terdampak bagi saudara diluar sana.

Ada yang kehilangan lapak dan pekerjaannya, ada juga yang bekerja terus menerus tanpa hentinya.

Tak banyak upaya yang bisa kami lakukan, sekedar mengajak memberi itupun penuh dengan keterbatasan.

Terima kasih untuk saudara yang telah berkontribusi bersama kami, membantu dengan atau bukan materi namun berharap dapat bermanfaat dan berarti.

Tetaplah bertahan untuk di rumah saja, biar kami yang kesana kemari membawa amanah. Semoga situasi segera membaik dan berakhir, agar dapat beraktifitas kembali tanpa penuh khawatir.

Dari kami para volunteer.

Monday, April 20, 2020

Kehilangan Tradisi

Belum lama ini Indonesia mulai memberlakukan sistem Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), terkhusus bagi wilayah yang sudah tercatat sebagai zona merah dari virus korona.

Akibatnya sebagian besar warga Indonesia di batasi untuk bepergian. Empat hari menjelang bulan Ramadhan warga di himbau untuk tetap #dirumahsaja, sebagai upaya memutus penyebaran virus #covid yang bertambah setiap harinya.

"Kehilangan Tradisi" begitulah kiranya menggambarkan kondisi menjelang Ramadhan tahun ini. Tak ada mudik, tak ada kumpul keluarga dan tak ada wacana untuk liburan seperti biasa.

Di tanah Sunda satu atau dua hari menjelang Ramadhan biasanya adakan waktu untuk ziarah ke makam keluarga, makan besar bersama sanak saudara hingga merealisasikan liburan yang sudah menjadi rencana.

Menjelang Ramadhan tahun ini tak akan ada pemandangan ramai nya orang di dalam mobil bak terbuka, disertai terpal biru sebagai tenda. Kini ekspektasi tak sesuai dengan realita, keinginan untuk bermain di pantai itu hanya angan yang tak akan nyata. Karna wajibnya untuk tetap #dirumahaja.

Suka cita menyambut Ramadhan sudah tak lagi sama seperti biasa, pandemi yang terjadi masih harus kita sadari keberadaannya.

Kehilangan tradisi menyambut Ramadhan tak perlu disedihi sebegitunya, yang terpenting semangat ibadah harus tetap terjaga. Mari persiapkan diri untuk menyambut bulan yang begitu Allah berkahi ini.

Diriwayatkan dari Yahya bin Abi Katsir mengatakan, diantara do'a ketika datang Ramadhan adalah "Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadhan, dan antarkanlah Ramadhan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan Ramadhan.”

Aamiin Ya Rabbal Alamin๐Ÿ™

#kmp3 #kelasmenulisperpustakaan

Tuesday, April 14, 2020

Hotel Prodeo Surgaku

Wabah Covid-19 ini masih belum berakhir. Seluruh bagian dalam sistem pemerintahan bersatu padu melawan. Mulai dari petinggi negara hingga rakyatnya. Di indonesia sendiri kini sudah mencapai 4.839 kasus. Sungguh bukan angka yang main-main. Segala upaya dilakukan, mulai dari pembubaran kerumunan, upaya tilang bagi pengendara yang tidak memakai masker penutup mulut, dan banyak lagi.

Salah satu fenomena baru yang menjadi sorotan belum lama ini, adalah pembebasan 36.554 narapidana melalui program asimilasi dan integrasi sebagai bentuk pencegahan penyebaran virus corona (Covid-19), di wilayah lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan di Indonesia.

Masyarakat dibuat bingung, resah dan kecewa oleh keputusan kemenkumham. Menyayangkan upaya aparat penegak hukum dan warga selama ini yang bahu membahu mengamankan lingkungan dengan menangkap para bengis, kini dengan mudahnya pesakitan itu di bubarkan dengan begitu optimis.

Para napi itu seperti berprinsip "Hotel prodeo surgaku" angkat kaki lama-lama akan membuatnya rindu. Benar saja, tak butuh waktu lama keresahan yang di alami terjadi. Banyak napi yang diciduk melalukan aksi tak terpuji lagi. Mulai dari pencurian motor, perampokan, pembunuhan, dan banyak lagi. Sungguh miris ditengah wabah dan kondisi indonesia yang sedang tidak baik, mereka menambah kepusingan bagi sebagian pihak yang selama ini mengupayakan yang terbaik.

Sudah di beri hati untuk bebas bersyarat, kini di masukkan lagi ke dalam jeruji besi, dengan hukuman yang lebih berat sebab sisa pidana pertama dan massa pidana baru di kalkulasi. Begitulah perjanjian yang sudah di sepakati bersamaan dengan adanya program ini.

Dengan kondisi serba salah seperti ini, akan sulit menyamakan persepsi. Bagi pemerintah hal ini baik dilakukan sebagai upaya pencegahan, namun bagi masyarakat hal ini meresahkan karna sudah terbukti, narapidana kini berkeliaran kembali dengan profesi yang ia sukai, sebagai sosok yang kehadirannya tak seorang pun ingini.

Teringat sebuah kutipan dari Mantan Presiden RI ke-6 "Keputusan dan kebijakan apapun tidak akan pernah memuaskan semua pihak. Jika, niat, tujuan dan konsepnya baik, lakukan saja." Semua keputusan akan ada baik buruknya, maka pilihlah yang paling sedikit buruknya. 

Aku satu dari banyaknya masyarakat yang merasa tak puas dengan kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah, salah satunya Kemenkumham. Seharusnya indonesia dapat belajar dari negara-negara lain, yang telah berhasil mengatasi wabah Covid-19 ini. Bukankah pengalaman adalah guru terbaik?

Kita tak perlu menghadirkan masalah baru, karna ini tidak akan menghasilkan titik temu. Indonesia hanya butuh disiplin dan sadar. Disiplin untuk tidak berkumpul, sering cuci tangan dengan air mengalir, disiplin untuk tetap #dirumahsaja, dan disiplin untuk seluruh perintah yang telah di berlakukan di seluruh dunia. Sadar bahwa wabah ini mematikan, jangan egois merasa sehat dan tak mau dengar masukan. Marilah sepakat untuk disiplin dan sadar, karna ini adalah tugas kita semua.

Kini pemerintahan, bidang kesehatan, pendidikan, aparatur negara, dan seluruh komponen khususnya di Indonesia sedang di uji melalui kehadiran wabah yang belum kunjung pergi.
Aku dan kita semua tau, situasi ini sungguh berat, namun percayalah tak ada satupun peristiwa terjadi tanpa kehendaknya. Tetaplah beraktifitas meski terbatas, jangan lupa untuk selalu berdo'a. Jaga kesehatan dan bertahanlah untuk #dirumahsaja
Cepat sembuh bumiku! Cepat sembuh ibu pertiwi!

#IndonesiaLawanKorona #IndonesiaBersatu 
#IndonesiaBisa! #Opini



Thursday, April 2, 2020

Tiadakan UTS!

"Tiadakan UTS!" begitulah kalimat itu ku baca, cocok di baca dengan nada yang sedikit tinggi. Grup WhatsApp seketika menjadi wadah bagi mahasiswa untuk protes dan marah-marah. Silih panggil nama Dosen, berharap protes itu setidaknya dibaca, ada yang berharap lebih yaitu dibalas, ada yang bermimpi agar keinginanya dikabulkan. hehe.

Gara-gara Korona, dua minggu lebih kami kuliah daring. Mulai dari mengisi attendance, presentasi, diskusi, dan lain-lain. Bahagia sulit kami rasa, tidak ada wifi gratis, tidak ada teman jajan ke kantin, tidak ada suasana ramai saat diskusi dikelas, presentasi kelompok tapi nyatanya sendiri-sendiri karna saling berjauhan dan banyak lagi. Yang kami rasa hanya bosan, suntuk dan kesal, karena hanya #dirumahsaja. Berharap semua ini segera berakhir.

Ku sadar, ini memang sudah suratan tuhan yang tidak bisa siapapun menghindar. Tidak ada satupun yang tau sehingga tidak bisa untuk persiapan, semuanya terjadi begitu cepat, tidak ada yang menyangka.

Ketika kalender pendidikan menjadi kenangan, semua rencana dibatalkan. Sampai kapan? Entah, katanya sampai waktu yang belum ditentukan.

Meski begitu, UTS harus tetap dilaksanakan meski melalui sistem daring yang penuh dengan keterbatasan. Banyak yang protes, bagaimana tidak karna kami merasa "kenapa masih harus bayar UTS untuk kampus, yang ada kampus memberi kami uang untuk mengganti uang Kuota yang dalam satu bulan tidak cukup beli satu kali" begitulah pengalaman ku dan mahasiswa lain yang boros hehe.

Namun bagaimanapun, semuanya kembali kepada yang memiliki kebijakan. Tak salah bukan meminta keringanan lalu berharap keinginan itu dapat disanggupi? Bagiku tak salah, yang salah adalah jika harapan itu terlalu besar, sampai-sampai tidak rela jika dikecewakan.

Ketika diri mulai kecewa, seringkali membandingkan diri dengan orang lain tak terhindarkan. Memuji kebaikan orang lain lalu menghina diri, ya begitulah kondisi kami saat ini. Mencoba menjadi realistis dan kritis namun sarkasme. Sungguh tidak dapat menyelesaikan masalah!

Kondisi seperti ini memang akan serba salah, baik bagi pihak kampus maupun bagi kami mahasiswa. Seakan kami tak ingin tau tentang apapun dari kampus yang kami ingin hanya UTS ditiadakan atau setidaknya diberi keringanan untuk membayar, begitu juga sebaliknya. Rasanya pada kondisi saat ini saling memahami, menghargai harus di kedepankan, bukan sebagai ajang mencari-cari kesalahan, membenci keadaan, dan lainnya.

Pada akhirnya kami mahasiswa harus mengalah namun tak kalah, kami merasa menang karna telah berlapang dada mencoba menerima dan menikmati keadaan.

Aku tidak kecewa meski harapan pertama tidak terpenuhi, setidaknya aku masih ada dua harapan lain. Pertama, aku berharap Semua ini segera berakhir, kembali pada kondisi baik-baik saja. Kedua, semoga aku dan umumnya kita semua bisa mengambil banyak pelajaran dan pengalaman dari peristiwa saat ini. Satu hal yang selalu ku yakini, selalu ada hikmah dari setiap peristiwa.

Kabar baik ku dapat bahwa gara-gara korona, bumi dapat menyembuhkan dirinya dari hiruk pikuk pekerjaan manusia yang tak jarang tidak manusiawi bahkan tidak membumi, hehe.

Selamat melaksanakan UTS teman-teman seperjuanganku, tetaplah berpikir dan melakukan hal positif, jaga kesehatan, tetap bertahanlah untuk #dirumahsaja.
Get well soon Earth!! 
#Opini